Halaman

Jumat, 27 November 2015

KEMARAU



selaksa hati yang beku
semua rasa menyusut dan (mungkin) akan hilang
keraguan menyelimuti pikiran, hati tertahan
takut tersakiti kembali
takut menumbuhkan harapan, takut akan kembali pupus seperti dulu

Tuhan, jangan biarkan hati ini dipenuhi
oleh bunga-bunga harapan yang bermekaran,
jika akhirnya bunga itu harus kurus, layu, kering atau bahkan busuk
Tuhan, jika dia datang kembali,
jangan bolak-balikkan hati ini
agar tak ada sakit di akhir nanti

jika hati ini bagaikan tanah
maka hati ini serasa telah retak karena tak pernah tersiram sejuknya bayu
tapi Tuhan, jangan banjiri hati ini dengan hujan jika harus kembali kemarau
cukuplah hati ini menderu-Mu, memanggil-Mu, memekikkan nama-Mu
karena hanya Engkau lah embun tanpa keraguan
ruh tanpa kejahatan, dzat tanpa kepicikan

jangan Engkau tambatkan pikiran ini
pada satu ciptaan indahMu yang belum niscaya
biarkan aku dekat dengan-Mu, dzat yang indah dari yang Maha indah


Yogyakarta, 19 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar